BERBEDA BOLEH SAJA..!!!

BERBEDA BOLEH SAJA..!!!
Pendeta Ny. Maria Yulietta Silahooij,S.Th



Sepasang keluarga muda yang baru beberapa bulan menikah sedang berlibur dan tengah berjalan-jalan disore hari di daerah puncak.  Dalam perjalanan santai itu kedua bercerita panjang lebar tentang hubungan sebelum menikah dan rencana-rencana mereka di masa yang akan datang.  Mungkin karena lelah, mereka berdua memutuskan untuk istirahat sejenak dan duduk di tempat berteduh yang nyaman sambil terus bercerita tentang banyak hal.

Tiba-tiba terdengar suara yang tidak terlalu jelas dari kejauhan... weks.....weekksss...wekksss..... sang istri tertegun sejenak dan berusaha mengajak suaminya untuk memperhatikan suara tersebut.

Suara dari jauh kembali terdengar weks.....weekksss...wekksss..... dan istrinya berpendapat bahwa itu adalah suara ayam.  Akhirnya pembicaraan mereka terputus dan lebih mengarahkan konsentrasi kepada suara tadi. weks.....weekksss...wekksss..... suara itu kembali terdengar dan sang suami berpendapat itu suara bebek.  Sang istri kurang setuju dan tetap yakin bahwa itu adalah suara ayam.  Untuk beberapa lama keduanya semakin berusaha mempertahankan pendapat masing-masing sampai suasana yang tadi begitu hangat dan romantis akhirnya hilang.

Untuk beberapa waktu sang istri masih saja mempertahankan pendapatnya bahwa suara yang didengar adalah suara ayam. Bahkan intonasi suara sang istri bertambah disertai dengan guratan emosi di wajahnya. Melihat wajah istrinya yang berubah sang suami kecewa, namun tidak lama kemudian sang suami tersadar. Mengapa suasana berubah drastis dari peristiwa tadi sebelum mereka memperhatikan suara tersebut. Akhirnya dengan tersenyum tipis sang suami berkata " iya sayang, sepertinya memang itu suara ayam" (sambil memeluk mesra istrinya dia berfikir "mau ayam atau bebek tidak jadi masalah").

Sang suami dapat menarik kesimpulan terbaiknya, bahwa apapun itu yang ada disekeliling mereka jangan sampai mempengaruhi kemesraan keluarga mereka.  Jangan hanya masalah dan perbedaan kecil dari dalam maupun luar diri menimbulkan kericuhan dan mengorbankan hal besar yang Tuhan percayakan dalam kehidupan keluarga saudara.  Baik istri maupun suami hendaklah bijak di dalam menyikapi sesuatu hal termasuk perbedaan.

Pernikahan memang mempertemukan bukan saja dua individu yang berbeda, laki-laki dan perempuan, tetapi juga dua kepribadian yang berbeda, dua selera yang berbeda, dua latar budaya yang berbeda, dua karakter yang berbeda, dua otak dan dua hati, bahkan dua ruh yang tak sama.  Memasuki dunia keluarga sesungguhnya sedang menelusuri lorong-lorong peradaban baru, sebuah pengalaman berkehidupan baru bagi sepasang laki-laki dan perempuan, yang mengalir bersama hari-hari dalam kehidupan rumah tangga.

Pendeta Ny. Maria Yulietta Silahooij,S.Th

Sumber

Comments

Popular posts from this blog

Dampak Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Terhadap Kemiskinan

HAK DAN KEWAJIBAN

DEMOKRASI